DETAIL BERITA

Itikad ICON+ dalam menghadirkan koneksi internet untuk masyarakat desa tak pernah surut. Rabu (7/4) lalu, bertempat di SDN 21 dan SMPN 3 Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah, Internet Desa resmi diluncurkan oleh Bupati Bangka tengah Algafry Rahman dan General Manager SBU Sumatera Bagian Selatan ICON+ Enrico Batubara.

Internet desa merupakan program kerja sama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) dengan ICON+. Melalui pemasangan infrastruktur jaringan serta pemasangan kabel fiber optik sepanjang 24 kilometer dari pusat kota, koneksi internet kini mampu menjangkau daerah paling ujung Kabupaten Bateng, yakni Dusun Pangkal Raya, Desa Munggu, Kecamatan Sungaiselan.

Enrico dalam sambutannya mengatakan, infrastruktur jaringan ICON+ berupa point of presence (POP) di Bangka Tengah tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Sungaiselan, Kecamatan Soekarno Hatta, Kecamatan Koba, dan Kecamatan Lubuk Besar. Konsep POP serupa dengan gardu induk PLN, semakin banyak gardu, maka semakin aman aliran listrik. Semakin banyak POP, maka semakin aman koneksi internet karena didukung banyak back up.

“ICON+ siap membantu Kabupaten Bateng mencari solusi yang efisien dan efektif. Dengan bandwidth on demand, solusi layanan internet, terutama untuk pendidikan dan ujian nasional dapat dilakukan,” ucap Enrico.

Algafry mengucap terima kasih atas kerja sama yang terjalin antara Pemda Bateng dengan ICON+. Menurutnya, pemasangan internet ini bertujuan memberi kemudahan bagi guru dan siswa SDN 21 dan SMPN 3 Sungaiselan dalam melakukan kegiatan belajar-mengajar secara online. Selain itu, sekolah kini dapat menyelenggarakan ujian nasional secara mandiri tanpa perlu lagi menumpang di sekolah lain.

“Alhamdulillah, SDN 21 dan SMPN 3 bisa mengadakan ujian nasional secara mandiri nantinya karena jaringan internet sudah masuk,” ucap Algafry.

Lebih jauh Algafry mengharapkan, akses jaringan internet yang kini hadir di Desa Munggu nantinya dapat dirasakan oleh seluruh desa di Bateng. Dengan begitu, sekolah, pemerintah desa, pelayanan publik bisa menggunakan jaringan internet untuk menuju transformasi digital.